MAXI

MAXI
BEST GENERATION

Breaking

LightBlog

Kamis, 19 Februari 2015

isim yang dima'rifatkan oleh perangkat ma'rifat


الْمُعَرَّفُ بِأَدَاةِ الْتَّعْرِيْفِ


Isim yang di ma’rifah-kan (yang ditentukan) oleh perangkat ma’rifat

AL MA’RIFAT

أَلْ حَرْفُ تَعْرِيْفٍ أَوِ الَّلامُ فَقَطْ ¤ فَنَمَـــطٌ عَرَّفْتَ قُـلْ فِيْـهِ النَّمَطْ


أل (AL atau Alif dan Lam) adalah Huruf pe-ma’rifat, atau  cukup katakan Lam-nya saja. Maka lafazh نمط yang kamu ma’rifatkan, ucapkanlah! dalam lafazh tersebut menjadi النمط.

PENGGUNAAN AL ZAIDAH LAZIM

وَقَـدْ تُزَادُ لاَزِمَاً كَالَّلاتِ ¤ وَالآنَ وَالَّذِيْنَ ثُمَّ الَّلاتِ


Terkadang أل (AL) ditambahi sebagai AL  Zaidah yang Lazim (AL tambahan yang pasti/pembawaan, dinamakan AL zaidah karena tidak berfungsi mema’rifatkan) seperti lafazhالَّلاتِ (Isim Alam/nama berhala di Makkah), الآنَ (Zharaf Zaman/masa waktu), الَّذِيْنَ dan الَّلاتِ (semua Isim Maushul yang berawalan أل/AL).

PENGGUNAAN AL ZAIDAH GHAIR LAZIM DARURAH

وَلاضْــــطِرَارٍ كَبَنَـــــاتِ الأوْبَــــرِ ¤ كَذَا وَطِبْتَ الْنَّفْسَ يَا قَيْسُ الْسَّرِي


Dan terkadang أل (AL) ditambahi karena Darurat Syi’ir (termasuk AL  Zaidah bukan Lazim) seperti lafazh بَنَاتِ الأوْبَرِ dan lafazh طِبْتَ الْنَّفْسَ يَا قَيْسُ الْسَّرِي

PENGGUNAAN AL ZAIDAH GHAIR LAZIM MELIRIK MA’NA ASAL

وَبَعَضُ الأعْلاَمِ عَلَيْهِ دَخَلا ¤ لِلَمْحِ مَـا قَدْ كَانَ عَنْهُ نُقِلاَ


Sebagian isim-isim Alam juga dimasuki oleh أل (termasuk AL  Zaidah bukan Lazim) untuk melirik pada makna asal, yang mana Isim Alam tsb sungguh telah dinukil darinya (yakni: makna lafazh asal sebelum dijadikan isim Alam/Alami Manqul).

كَالْفَضْلِ وَالْحَارِثِ وَالْنُّعْمَانِ ¤ فَــذِكْـرُ ذَا وَحَذْفُــــهُ سِيَّـانِ


Seperti contoh  الفَضْلُ (Alami Manqul dari Isim Masdar), الحَارِثَ (Alami Manqul dari Isim Sifat) dan النُعْمَانُ (Alami Manqul dari Isim Jenis). Maka penyebutan AL ini, atau membuangnya sama saja (tidak mempengaruhi kema’rifatan Isim Alam)

PENGGUNAAN AL LIL GHALABAH DAN MUDHAF LIL GHALABAH

وَقَدْ يَصِيْـــرُ عَلَـمـــاً بِالْـغَـلَبَــــهْ ¤ مُضَاف أوْ مَصْحُوْبُ أَلْ كَالْعَقَبَهْ


Dan terkadang menjadi Alami bil Ghalabah (khusus nama tertentu karena mengalahkan nama-nama lain yg serupa) yaitu Isim Mudhaf (Mudhaf lil Ghalabah, contoh Ibnu Abbas tertentu kepada Abdullah bin Abbas paman Rosulullah) dan Isim yang diberi AL (AL lil Ghalabah) seperti contoh Al-‘Aqabah (menjadi khusus nama jalan digunung Mina)

وَحَذْفَ أَلْ ذِي إنَ تُنَادِ أَوْ تُضِفْ ¤ أوْجِبْ وَفِي غَيْرِهِمَـا قَدْ تَنْحَذِفْ


Dan wajiblah bagimu membuang Al Ghalabah ini, apabila kamu menjadikan ia (Alami bil Ghalabah) munada atau mudhaf. Terkadang juga Al Ghalabah ini dibuang pada selain keduanya (munada atau mudhaf)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox