الْمُعَرَّفُ
بِأَدَاةِ الْتَّعْرِيْفِ
Isim yang di ma’rifah-kan (yang
ditentukan) oleh perangkat ma’rifat
AL
MA’RIFAT
أَلْ حَرْفُ
تَعْرِيْفٍ أَوِ الَّلامُ فَقَطْ ¤ فَنَمَـــطٌ عَرَّفْتَ قُـلْ فِيْـهِ
النَّمَطْ
أل (AL atau Alif dan Lam) adalah Huruf
pe-ma’rifat, atau cukup katakan Lam-nya saja. Maka lafazh نمط yang kamu
ma’rifatkan, ucapkanlah! dalam lafazh tersebut menjadi النمط.
PENGGUNAAN AL ZAIDAH LAZIM
وَقَـدْ
تُزَادُ لاَزِمَاً كَالَّلاتِ ¤ وَالآنَ وَالَّذِيْنَ ثُمَّ الَّلاتِ
Terkadang أل
(AL) ditambahi sebagai AL Zaidah yang Lazim (AL tambahan yang
pasti/pembawaan, dinamakan AL zaidah karena tidak berfungsi mema’rifatkan)
seperti lafazhالَّلاتِ (Isim
Alam/nama berhala di Makkah), الآنَ (Zharaf
Zaman/masa waktu), الَّذِيْنَ dan الَّلاتِ (semua Isim Maushul yang berawalan أل/AL).
PENGGUNAAN AL ZAIDAH GHAIR LAZIM DARURAH
وَلاضْــــطِرَارٍ
كَبَنَـــــاتِ الأوْبَــــرِ ¤ كَذَا وَطِبْتَ الْنَّفْسَ يَا قَيْسُ
الْسَّرِي
Dan terkadang أل
(AL) ditambahi karena Darurat Syi’ir (termasuk AL Zaidah bukan Lazim)
seperti lafazh بَنَاتِ الأوْبَرِ dan lafazh طِبْتَ الْنَّفْسَ يَا قَيْسُ الْسَّرِي
PENGGUNAAN AL ZAIDAH GHAIR LAZIM MELIRIK MA’NA ASAL
وَبَعَضُ
الأعْلاَمِ عَلَيْهِ دَخَلا ¤ لِلَمْحِ مَـا قَدْ كَانَ عَنْهُ نُقِلاَ
Sebagian
isim-isim Alam juga dimasuki oleh أل (termasuk AL Zaidah bukan Lazim)
untuk melirik pada makna asal, yang mana Isim Alam tsb sungguh telah dinukil
darinya (yakni: makna lafazh asal sebelum dijadikan isim Alam/Alami Manqul).
كَالْفَضْلِ
وَالْحَارِثِ وَالْنُّعْمَانِ ¤ فَــذِكْـرُ ذَا وَحَذْفُــــهُ سِيَّـانِ
Seperti
contoh الفَضْلُ
(Alami Manqul dari Isim Masdar), الحَارِثَ (Alami Manqul dari Isim Sifat) dan النُعْمَانُ (Alami Manqul dari
Isim Jenis). Maka penyebutan AL ini, atau membuangnya sama saja (tidak
mempengaruhi kema’rifatan Isim Alam)
PENGGUNAAN AL LIL GHALABAH DAN MUDHAF LIL GHALABAH
وَقَدْ
يَصِيْـــرُ عَلَـمـــاً بِالْـغَـلَبَــــهْ ¤ مُضَاف أوْ مَصْحُوْبُ أَلْ
كَالْعَقَبَهْ
Dan
terkadang menjadi Alami bil Ghalabah (khusus nama tertentu karena mengalahkan
nama-nama lain yg serupa) yaitu Isim Mudhaf (Mudhaf lil Ghalabah, contoh Ibnu
Abbas tertentu kepada Abdullah bin Abbas paman Rosulullah) dan Isim yang diberi
AL (AL lil Ghalabah) seperti contoh Al-‘Aqabah (menjadi khusus nama jalan
digunung Mina)
وَحَذْفَ
أَلْ ذِي إنَ تُنَادِ أَوْ تُضِفْ ¤ أوْجِبْ وَفِي غَيْرِهِمَـا قَدْ تَنْحَذِفْ
Dan
wajiblah bagimu membuang Al Ghalabah ini, apabila kamu menjadikan ia (Alami bil
Ghalabah) munada atau mudhaf. Terkadang juga Al Ghalabah ini dibuang pada
selain keduanya (munada atau mudhaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar